Pembelajaran IPS sub
materi Pluralitas Masyarakat Indonesia
Berorientasi pada
murid dan Berbasis PJBL
dalam rangka
mewujudkan Merdeka Belajar
Rirry Asril Putery,
SMPN 2 Cibitung-CGP Angkatan 1
Kegiatan belajar khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) yang diampu penulis, berdasarkan pengalaman yang didapati dari
sebagian besar anak, masih dianggap sebagai mata pelajaran yang rumit dan
kurang menyenangkan. Hal ini nampak dari kurangnya partisipasi siswa dalam
kegiatan pembelajaran, dan juga terlihat dari kurang antusiasnya dalam mengumpulkan
tugas. Kemungkinan hal ini terjadi, dikarenakan kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan selama ini masih kurang mampu memfasilitasi kebutuhan seluruh peserta didik, sehingga
peserta didik masih sulit menangkap tujuan pembelajaran sesungguhnya.
Keadaan ini nampak jelas dari masih rendahnya hasil belajar
yang diperoleh siswa. Selain itu kurangnya kesadaran, disiplin dan tanggung
jawab peserta didik untuk belajar semakin memperparah kondisi tersebut.
Paradigma Belajar yang ada masih tentang menjalankan kewajiban atau kegiatan
yang dituntut harus dilaksanakan oleh pelajar, bukan sebagai keinginan yang
lahir karena kesadaran dan kebutuhan anak untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menghadapi permasalahan tersebut, kegiatan aksi nyata yang dilaksanakan
oleh penulis sebagai calon guru penggerak untuk mengatasi permasalahan yang
telah dipaparkan di atas adalah dengan melakukan “Pembelajaran IPS sub materi Pluralitas Masyarakat Indonesia Berorientasi
pada murid dan Berbasis PJBL dalam rangka mewujudkan Merdeka Belajar”. Aksi
nyata yang dilakukan ini sesuai point pemikiran filosofi Ki Hadjar Dewantoro
(KHD) untuk melakukan perubahan pelaksanaan pembelajaran interaktif yang
berorientasi pada keinginan dan kebutuhan murid sesuai kondrat alam dan kodrat
zamannya sehingga terciptanya merdeka belajar dalam rangka upaya menumbuhkembangkan
potensi murid untuk mencapai versi terbaiknya.
Kegiatan aksi nyata ini terdiri
dari beberapa Langkah kegiatan. Diawali dengan linimasa
tindakan yang dimulai pada minggu ke-1 yaitu Pengumpulkan diagnosa awal kognitif
dan non kognitif dari peserta didik, agar guru mengetahui latar belakang minat,
bakat dan pola belajar siswa sesuai dominasi kemampuan visual, audio,
kinestetik ataupun audiovisual, dan juga agar mengetahui materi mana yang sudah
diketahui dan belum terkait materi Pluralitas Masyarakat Indonesia dengan cara pemberian
angket belajar menggunakan google form. Sehingga strategi atau pola
pembelajaran yang akan diterapkan mengikuti keberagaman potensi pada siswa di
kelas. Dilanjutkan perencanakan
pembelajaran berbasis peserta didik mulai dari kegiatan belajar (membuat bahan,
media pembelajaran, perangkat asesment) yang berorientasi pada murid agar kegiatan
pembelajaran terlaksana sebagaimana yang diharapkan murid.
Pada Minggu ke-2 Pelaksanakan kegiatan pembelajaran berorientasi pada peserta didik dengan praktik pembelajaran di kelas maya atau secara daring baik synchronous maupun asynchronous, dan juga menyiapkan bahan pembelajaran berupa blog untuk penguatan materi bagi yang lebih suka membaca daripada menyaksikan conten pembelajaran audio visual di youtube. Dan Pelaksanaan Teknik pembelajaran bermakna dan terampil dengan metode project based learning untuk memberikan kesempatan bagi murid melaksanakan tugas sesuai bakat dan minatnya. Lalu pada Minggu ke-3 memberikan waktu penyelesaikan proyek, pelaksanaan fasilitasi dan monitoring melalui WhatsApp Group (WAG) kelas khusus mapel IPS atau melalui Google Classroom (GCR). Diakhiri pada Minggu ke-4 dengan kegiatan mempublikasikan karya, Pelaksanaan penilaian/Assesment dan penyebaran angket belajar pasca belajar sebagai refleksi sejauhmana keberhasilan pembelajaran sebagaimana yang diharapkan oleh murid.
Hasil dari pelaksanaan aksi nyata yang dilakukan, untuk
minggu ke-1 hasil diagnosis awal kognitif rata-rata anak menjawab sudah cukup menguasai
materi prasyarat dan belum menguasai materi yang akan dipelajari yaitu mengenai
Pluralitas Masyarakat Indonesia. Sementara untuk hasil diagnosis non kognitif rata-rata
anak menjawab beragam untuk cara belajar yang disukai namun lebih banyak yang
menjawab lebih senang belajar secara audio visual seperti melihat langsung atau
menonton konten pembelajaran yang sudah disiapkan guru di kanal youtube. Cara melaksanakan tugas yang diharapkan oleh
siswa hasil nya pun beragam namun lebih banyak yang senang melaksanakan tugas
dengan membuat mind map/peta konsep, dan sisanya menyenangi dengan membuat poster,
puisi, artikel, video, lagu, infografis, puisi dan lainnya.
Dengan berbekal hasil dari diagnosis kognitif dan non
kognitif, maka pada minggu ke-2, yang dilaksanakan secara tatap maya (synchronous)
melalui aplikasi zoom untuk kelas 8a sampai 8d dan aplikasi gmeet untuk kelas
8e dan 8f berjalan lancar. Walaupun jumlah peserta yang hadir belum sesuai yang
diharapkan. Hanya 50% dari jumlah siswa
yang ikut dalam pembelajaran syncronous, hal ini terkait masalah
jaringan, ketersediaan kuota, dan kemampuan gawai yang tidak bisa mengakses aplikasi
zoom atau gmeet dengan baik. Kegiatan pembelajaran dikemas sesuai hasil
diagnosis berkala adalah membuat pembelajaran berbasis PJBL yang pada prosesnya
dipenuhi dengan kegiatan interaktif yang berpusat pada siswa.
Kegiatan diawali dengan mengucapkan salam, doa bersama sesuai
keyakinan, bersyukur atas nikmat yang didapat hari ini sebagai Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK), memberikan motivasi belajar kepada murid untuk tetap semangat
belajar ditengah pandemi dan melakukan apersepsi terkait materi mengenai
Pluralitas Masyarakat Indonesia. Dilanjutkan memberikan tujuan pembelajaran
sesuai indikator pencapaian kompetensi (IPK) yang ingin diraih. Melakukan asesment
awal dengan menanyakan Kembali kemampuan penguasaan terhadap materi sesuai
tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran dengan menggunakan kertas origami
warna hijau untuk memahami, warna kuning untuk ragu-ragu dan warna merah untuk
mewakili ketidaktahuan sama sekali terhadap materi yang akan dipelajari. Berdasarkan
hasil yang didapat rata-rata anak-anak menjawab ragu-ragu dan tidak tahu
terhadap materi yang akan dipelajari.
Kegiatan dilanjutkan dengan menyajikan sebuah gambar sebagai
literasi dan kemudian mengajukan pertanyaan satu persatu sesuai tujuan
pembelajaran secara interaktif dengan menggunakan menti.com. Lalu
memberikan ruang kolaborasi kepada murid secara berkelompok untuk mendiskusikan
materi menggunakan padlet.com. Dalam prosesnya didapati hasil bahwa anak
sangat senang dan antusias melakukan kegiatan pembelajaran secara interaktif
tersebut.
Guru bersama-sama murid membuat kesimpulan dan refleksi
pembelajaran untuk menguatkan hikmah dari pembelajaran materi Pluralitas
Masyarakat Indonesia bagi murid dalam menjalankan kehidupan dan untuk
mengetahui apakah pembelajaran menyenangkan serta sejauhmana pembelajaran telah
berjalan sesuai harapan murid atau tidak. Diakhir pembelajaran guru memberikan tugas proyek
untuk membuat refleksi pemahaman terhadap materi dengan membuat produk sesuai
potensi atau minat yang dimiliki bisa berupa mind map, poster, video, infografis,
artikel, puisi dan lagu. Lalu memerintahkan hasilnya di posting di media sosial
mereka untuk mengampanyekan pentingnya pemahaman terhadap pluralitas masyarakat
Indonesia, serta memberitahukan bahwa kegiatan pada pertemuan berikutnya yaitu
untuk mempublikasikan hasil produknya dan mempresentasikan ke rekan-rekan
sekelasnya.
Dalam hasil refleksi kegiatan pembelajaran, didapati hasil yang
memuaskan. Murid sangat senang, antusias
dalam pembelajaran terlihat dari semangat dan partisipasi belajar yang tinggi
dan hasil testimoni anak yang menyatakan pembelajaran sangat seru dan
menyenangkan. Mencermati rangkaian proses pembelajaran yang telah terlaksana,
tujuan pembelajaran yaitu terciptanya kesadaran dan tanggung jawab tinggi untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran, terciptanya kegiatan pembelajaran yang
menjadikan siswa menjadi active learner dengan menyesuaikan kegiatan
pembelajaran sesuai gaya belajar peserta didik sehingga belajar menjadi suatu
yang membahagiakan sesuai kebutuhan mereka untuk mengaktualisasikan diri terlihat
dari presentase pengumpulan tugas yang tinggi dan membuat murid mendapatkan
kecakapan hidup serta penguatan karakter dalam prosesnya, bisa dikatakan berhasil
tercapai.
Namun dikarenakan jumlah murid yang ikut belum maksimal maka,
guru menyiapkan materi asynchronous melalui kanal youtube pada link
https://bit.ly/VideoPembelajaran_PluralitasMasyarakatIndonesia
dan blog pada link https://bit.ly/BACAAN_MATERI_PLURALITASMASYARAKATINDONESIA yang kedua link tersebut diberikan pada GCR dan WAG sebagai antisipasi
media pembelajaran bagi siswa yang tidak bisa bergabung dalam kelas maya secara
syncronous. Kedepannya, rencana
perbaikan yang akan dilakukan dalam pembelajaran selanjutnya guru akan
mempertahankan yang sudah bagus hasilnya dan jika pembelajaran masih dalam
bentuk PJJ, menyempurnakannya dengan membuat kesepakatan hari dan waktu serta penggunaan
aplikasi agar jumlah partisipan yang bisa joint dalam kelas tatap maya
bertambah dari sebelumnya.
Dokumentasi
proses dan hasil pelaksanaan
Diagnosis kognitif
0 comments:
Post a Comment