Sharing is caring. Lets learn together here. *Just posting for reminder and to be remember*

  • This is me "RIRRY ASRILPUTERY"

    ini adalah dunianya seorang guru IPS biasa, yang selalu haus akan ilmu pengetahuan, masih perlu banyak belajar, namun ingin mencoba berbagi pengetahuan yang dimilikinya.

  • This is me "RIRRY ASRIL PUTERY"

    ini adalah dunianya seorang guru IPS biasa, yang selalu haus akan ilmu pengetahuan, masih perlu banyak belajar, namun ingin mencoba berbagi pengetahuan yang dimilikinya.

  • This is me "RIRRY ASRIL PUTERY"

    ini adalah dunianya seorang guru IPS biasa, yang selalu haus akan ilmu pengetahuan, masih perlu banyak belajar, namun ingin mencoba berbagi pengetahuan yang dimilikinya.

  • This is me "RIRRY ASRIL PUTERY"

    ini adalah dunianya seorang guru IPS biasa, yang selalu haus akan ilmu pengetahuan, masih perlu banyak belajar, namun ingin mencoba berbagi pengetahuan yang dimilikinya.

  • This is me "RIRRY ASRIL PUTERY"

    ini adalah dunianya seorang guru IPS biasa, yang selalu haus akan ilmu pengetahuan, masih perlu banyak belajar, namun ingin mencoba berbagi pengetahuan yang dimilikinya.

Monday, October 19, 2020

 




JADWAL SUPERVISI GANJIL 2020 
SMPN 2 CIBITUNG




LINK INSTRUMEN SUPERVISI  
(DI ISI OLEH GURU YANG DI SUPERVISI 
SEBAGAI  EVADIR)




INSTRUMEN SUPERVISI UNTUK DI PRINT DAN DI TTD OLEH SUPERVISOR DAN GURU




INSTRUMEN SUPERVISI UNTUK DI PRINT DAN DI TTD OLEH SUPERVISOR DAN GURU BK









Share:

Wednesday, October 14, 2020

Mobilitas Sosial (pengertian & bentuk-bentuk smobilitas sosial)





Mobilitas Sosial: Pengertian dan Contohnya

Manusia merupakan makhluk sosial yang bersifat dinamis. Artinya, manusia selalu mengalami perubahan demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Demi memenuhi kebutuhan hidup, manusia selalu berupaya memperbaiki kehidupan dan meningkatkan status sosialnya. Untuk meningkatkan status sosial, salah satu cara yang dilakukan manusia adalah dengan melakukan mobilitas sosial. 

Mobilitas sosial merupakan suatu bentuk dinamika dalam struktur sosial. Gerak dan perubahan yang terjadi di dalam struktur sosial merupakan cermin adanya mobilitas sosial (social mobility).

Misalnya, seorang murid yang melanjutkan kuliah setelah lulus, mengalami mobilitas sosial naik berdasarkan level pendidikan formalnya. Seorang murid yang menjadi manajer setelah lulus juga mengalami mobilitas sosial naik berdasarkan status sosialnya. Tulisan ini akan menjelaskan secara ringkas apa itu mobilitas sosial.

Pengertian mobilitas sosial

Mobilitas sosial merupakan salah satu konsep penting dalam sosiologi. 

Secara etimologis, ”mobilitas” berasal dari bahasa Latin ”mobilis” yang berarti mudah dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain. Mobilitas sosial merupakan perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain secara sosial. 

Secara singkat, definisi mobilitas sosial diartikan sebagai gerak perpindahan status sosial yang satu menuju status sosial yang lain. Lebih jelas, dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar (2014) karya Soerjono Soekanto dan Budi Sulistyowati, mobilitas sosial merupakan pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial

Berikut ini beberapa pengertian social mobility menurut para pakar:

Robert M. Z. Lawang berpendapat bahwa mobilitas sosial merupakan perpindahan posisi dari suatu lapisan ke lapisan sosial lain atau dari dimensi satu ke dimensi lain.

Horton dan Hunt mendefinisikan social mobility sebagai suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya.

Kimball Y. Dan Raymond W. M. mendefinisikan social mobility sebagai suatu gerakan dalam struktur sosial yang mencakup hubungan antara individu dengan kelompok.

Ketiga pengertian tersebut memiliki kesamaan, yaitu sama-sama menggunakan istilah ”gerak atau perpindahan”. Perpindahan yang dimaksud terjadi secara sosial. Terdapat beberapa jenis perpindahan sosial yang menggambarkan mobilitas. Apa saja jenis-jenis dan contohnya?

Mobilitas Sosial Mobilitas sosial tidak bisa dipisahkan dari status yang dimiliki oleh seseorang. Status sosial biasanya berhubungan dengan jabatan, keturunan, dan pendidikan. Proses mobilitas sosial akan berdampak pada perubahan struktur sosial dan hubungan antar individu. Mobilitas sosial tidak hanya mencakup perpindahan dari status rendah ke status tinggi (kenaikan status sosial). Tetapi mobilitas sosial juga mencakup perpindahan dari status tinggi ke status rendah (penurunan status sosial). 

Jenis-jenis mobilitas sosial

Social mobility dapat dibagi ke dalam beberapa jenis, diantaranya mobilitas fisik, mobilitas vertikal, mobilitas horizontal, mobilitas intergenerasi, dan mobilitas antargenerasi. Pembagian klasifikasi tersebut didasarkan pada pola-pola sosial yang tampak. Mobilitas fisik menampilkan perpindahan fisik orang atau barang. Mobilitas vertikal menampilkan perpindahan dari strata sosial satu ke strata lainnya. Mobilitas horizontal merupakan perpindahan dari dimensi sosial satu ke dimensi lainnya. Mobilitas intergenerasi merupakan perpindahan status sosial individu dalam satu generasi. Sedangkan mobilitas antargenerasi merupakan mobilitas sosial yang melibatkan beberapa generasi. Berikut penjelasan singkat disertai contohnya:

Mobilitas fisik. Perpindahan orang dan barang dari suatu tempat ke tempat lain merupakan bentuk mobilitas fisik. Contoh sederhana mobilitas jenis ini adalah aktivitas traveling. Traveller atau para pelancong merupakan kelompok orang yang memiliki mobilitas tinggi. Mobilitas sosial mereka tempak secara fisik dengan berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Kunjungan ke suatu daerah dalam rangka travelling merupakan bentuk mobilitas fisik.

Mobilitas vertikal. Perpindahan status sosial baik naik atau turun yang dialami oleh individu atau kelompok merupakan bentuk social mobility. Sebagai contoh, seorang office boy yang diangkat sebagai supir pribadi majikannya, kemudian diangkat lagi sebagai manajer pribadinya, mengalami mobilitas sosial vertikal naik. Status sosialnya meningkat sehingga orang lain menghormatinya. Rekan kerjanya dahulu sesama office boy akan menghormatinya karena ia telah naik pangkat jadi manajer. Pejabat yang ketahuan korupsi dan ditahan mengalami mobilitas vertikal turun. Orang lain tidak lagi menghormatinya karena ternyata ia maling duit negara.

Mobilitas horizontal. Perpindahan dari satu dimensi sosial ke dimensi lain merupakan bentuk social mobility yang sifatnya horizontal.  Dimensi sosial yang dimaksud adalah unsur-unsur diferensiasi sosial, seperti ras, agama, suku, profesi dan sebagainya. Contohnya, individu yang dahulu bekerja sebagai tukang ledeng, sekarang pindah profesi sebagai tukang pasang listrik mengalami mobilitas horizontal. Perpindahan profesinya tidak berdampak pada pendapatannya karena tetap saja buruh tukang.

Mobilitas intergenerasi. Perpindahan status sosial vertikal dalam generasi itu sendiri. Sebagai contoh, seorang anak presiden yang menikmati statusnya sebagai anak presiden akan mengalami mobilitas sosial turun ketika rezim berganti. Popularitasnya tak setinggi dulu ketika orang tuanya menjadi presiden.

Mobilitas antargenerasi. Perpindahan status sosial yang melibatkan lebih dari satu generasi. Misalnya, seorang petani miskin teraniaya punya anak kecil dan disekolahkan kemudian besar menjadi pejabat negara. Petani tersebut menikmati mobilitas sosial naik karena status sosial anaknya. Anaknya merupakan generasi di bawahnya, namun peningkatan status sosialnya berdampak pula oleh generasi atasnya.

Bentuk Mobilitas Sosial dan Contohnya

Bentuk mobilitas sosial dalam sosiologi dapat dibedakan menjadi empat jenis: Mobilitas vertikal naik, mobilitas vertikal turun, mobilitas intragenerasi dan mobilitas antargenerasi. Keempatnya akan dijelaskan dalam postingan ini disertai contohnya.

Mobilitas sosial merupakan gerak atau perubahan status sosial individu dalam struktur sosial. Perubahan status tersebut mempengaruhi perubahan peran sosialnya, termasuk hak dan kewajiban yang dijalaninya. Implikasinya ke masyarakat juga beragam. Individu bisa memperoleh respek dan penghormatan atau cacian dan diskriminasi setelah mengalami mobilitas sosial.

Berbagai bentuk mobilitas sosial yang dipaparkan di bawah ini dapat dikonfirmasi atau dikonfrontasi dengan fenomena sosial lain di sekitar kita. Pembaca juga bisa menerka bagaimana masing-masing bentuk mobilitas sosial yang terjadi berimplikasi pada kehidupan pribadi orang yang mengalaminya.

Bentuk mobilitas sosial

Mobilitas sosial naik

Bentuk mobilitas sosial ini diimpikan oleh banyak orang. Bahkan boleh dibilang semua orang menginginkannya. Proses belajar, berkarier, bergaul, membangun jaringan dan sebagainya hampir tak bisa dipisahkan dari orientasi untuk mengejar bentuk mobilitas ini. Mobilitas naik adalah perubahan status sosial individu ke posisi yang lebih atas.

Sebagai contoh, seorang petani mendapat doorprize satu milyar dollar ketika menggali tanahnya yang ternyata berisi harta karun. Kekayaan yang diperolehnya secara mendadak telah mengangkat derajatnya sebagai petani kaya, selama harta itu tidak disita pemerintah tentunya. Seorang anak yang rajin pergi sekolah setelah lulus diterima kuliah di luar negeri, status sosialnya di masyarakat naik.

Bentuk utama mobilitas sosial naik ada dua macam, yaitu petama, sebagaimana yang telah disebutkan dalam contoh di atas meliputi perubahan posisi sosial dari bawah ke posisi yang lebih atas. Kedua, pembentukan suatu kelompok baru yang diposisikan pada derajat sosial yang lebih tinggi. Contoh kedua ini, misalnya, masyarakat miskin yang mengikuti program transmigrasi. Di tempat barunya para warga diberikan tanah untuk bertani, dan memulai hidup baru.

Mobilitas vertikal turun

Kebalikan dari mobilitas naik, mobilitas vetikal turun dihindari oleh setiap orang. Kecuali segelintir orang saja yang mau atau sedang melakukan eksperimen. Posisi sosial di kelas bawah dianggap identik dengan kemiskinan, kemelaratan, kesusahan, dan kesehatan yang buruk. Oleh karena itu, wajar bila banyak orang mengantisipasi.

Sebagai contoh, seorang polisi yang terlibat perkelahian dengan warga, kemudian dicopot jabatanya oleh atasan dan dipecat. Mantan polisi tersebut mengalami mobilitas vertikal turun. Sebelumnya, orang menaruh respek karena punya jabatan di kepolisian. Namun setalah dipecat, ia cuma bisa cengar-cengir banyak acara khas orang nganggur.

Bentuk mobilitas vertikal turun juga dapat dikalsifikasikan menjadi dua. Pertama, sebagaimana contoh di atas, yaitu individu yang mengalami penurunan posisi atau sosial. Kedua, disintegrasi kelompok besar menjadi kelompok sosial yang lebih kecil sehingga menurunkan derajatnya di mata kelompok lain. Misalnya, Negara-negara pecahan Uni Soviet di Asia Tengah yang kini dianggap sebagai negara kecil dan miskin.

Mobilitas intragenerasi

Mobilitas bentuk ini merupakan jenis mobilitas vertikal dalam lingkup satu generasi. Dengan kata lain, dampak dari mobilitas yang terjadi dirasakan oleh dirinya sendiri saja. Mobilitas intragenerasi merupakan mobilitas yang bisa naik dan bisa turun.

Sebagai contoh, seorang siswa yang naik kelas. Naik kelas merupakan bentuk mobilitas naik. Siswa yang menjadi adik kelasnya akan menaruh respek pada mereka yang naik kelas. Naik kelas adalah bentuk mobilitas sosial naik dalam intragenerasi.

Contoh mobilitas intragenerasi turun, misalnya mirip dengan yang sudah disebutkan, yaitu polisi yang dipecat secara tidak hormat karena menyalahgunakan wewenangnya. Dampak dari turunnya pangkat atau dipecat dirasakan oleh orang yang mengalaminya. Teman sekantornya dulu menjadi tidak respek lagi padanya.

Mobilitas antargenerasi.

Bentuk mobilitas sosial ini, dampak dan implikasinya melibatkan orang lain lintas generasi. Mobilitas ini juga berupa mobilitas vertikal yang bisa naik atau turun. Perlu diketahui, dampak dari mobilitas ini bisa menaikkan atau menurunkan status sosial orang lain lintas generasi.

Sebagai contoh, anak nelayan yang jadi presiden. Tidak hanya anaknya yang mengalami mobilitas sosial naik, tetapi juga orang tuanya. Bahkan anaknya, kakek-neneknya atau buyutnya jika masih ada. Masyarakat akan menaruh hormat pada orang-orang di sekelilingnya terutama keluarganya. Sebaliknya, jika anak presiden jadi maling duit rakyat, jatuhlah status sosial keluarganya.

Analisis tentang mobilitas antargenerasi sering digunakan untuk menjadi pijakan kebijakan publik. Sebagai contoh, temuan riset yang mengatakan bahwa anak orang kaya cenderung akan menjadi orang kaya. Sedangkan anak orang miskin akan menurunkan budaya miskin pada anaknya. Maka kedepan, kesenjangan sosial masyarakat akan semakin lebar.

Gerak atau mobilitas sosial dalam masyarakata sangat tergantung pada seberapa luwes struktur sosial masyarakatnya. Masyarakat yang demokratis dan mengedepankan prinsip meritokrasi pada dasarnya memiliki struktur sosial yang terbuka. Berbeda dengan sistem kasta yang cenderung tertutup. Di Indonesia, sistem demokrasi yang berkembang harus diarahkan pada sistem meritokrasi dimana seseorang dinikai berdasarkan kemampuannya. Dengan sistem ini, setiap individu berpeluang mengalami peningkatan mobilitas sosial.

Faktor yang Memengaruhi

Quipperian, kamu tahu tidak mobilitas sosial itu ada faktor-faktor yang memengaruhinya? Ya, benar! Ada banyak faktor yang memengaruhi, lho. Setidaknya ada lima faktor, yaitu:

1. Perubahan Kondisi Sosial

Struktur kelas dan kasta dalam masyarakat dapat berubah karena terjadi perubahan di dalam atau di luar masyarakat itu sendiri. Misalnya, kemajuan dalam bidang teknologi yang digunakan dalam perindustrian dapat membuka kemungkinan terjadinya mobilitas ke atas.

2. Ekspansi Teritorial dan Gerak Penduduk

Ekspansi sosial dan perpindahan penduduk yang cepat merupakan bukti terjadinya mobilitas sosial. Misalnya, petani desa yang mengadu nasib ke kota menjadi pedagang. Usaha dagang yang dilakukan berhasil kemudian menjadi orang kaya. Dengan begitu, petani tadi melakukan mobilitas geografis (dari desa ke kota), mobilitas horizontal, yakni dari profesi petani ke pedagang, dan mobilitas vertikal, yakni dari orang miskin menjadi orang kaya.

3. Pembatasan Komunikasi

Situasi-situasi yang membatasi komunikasi di antara anggota strata sosial yang berbeda akan menghalangi pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka. Situasi-situasi pembatasan komunikasi tersebut akhirnya memengaruhi mobilitas sosial.

4. Pembagian Kerja

Terjadinya mobilitas relatif dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Bila dalam masyarakat terjadi spesialisasi kerja yang sangat ketat, maka tingkat mobilitas sosial itu akan menjadi lemah.

Spesialisasi kerja yang sangat ketat itu menuntut keterampilan yang tinggi. Hal tersebut akan menyulitkan seseorang berpindah profesi. Perpindahan dari satu profesi ke profesi lainnya memiliki arti memperlemah perpindahan strata yang satu ke strata yang lain.

5. Tingkat Natalitas atau Kelahiran

Tingkat natalitas atau kelahiran juga memengaruhi mobilitas sosial. Sebab, tingkat kelahiran yang tinggi dari kelas-kelas sosial rendah membatasi anggota-anggota keluarga meningkatkan kelas sosialnya.

Kesulitan mobilitas tersebut diakibatkan oleh rendahnya tingkat kehidupan ekonomis mereka. Di pihak lain, kelas-kelas yang lebih tinggi akan menciptakan “kevakuman sosial” dalam masyarakat pada saat mereka membatasi angka kelahiran.

Faktor Timbal Balik

Selain faktor yang memengaruhinya, ada pula faktor-faktor yang memiliki hubungan timbal balik dengan mobilitas sosial. Faktor-faktor tersebut ialah ukuran keluarga, pendidikan, jenis kelamin dan nomor urut dalam keluarga, perkawinan, penundaan kepuasan, ras dan suku, dan program pemerintah. Simak penjelasan lebih lanjut di bawah, ya.

1. Ukuran Keluarga

Pada faktor pertama, yakni ukuran keluarga, terkait dengan jumlah anggota keluarga. Keluarga yang jumlah anggotanya banyak relatif kurang aktif bila dibandingkan dengan keluarga yang anggotanya sedikit. Dengan demikian, anak-anak  yang berasal dari keluarga kecil (umumnya terdapat di daerah perkotaan) mempunyai peluang atau kesempatan yang lebih besar untuk mencapai mobilitas sosial vertikal naik dibandingkan dengan anak-anak yang berasal dari keluarga berjumlah besar di pedesaan.

2. Pendidikan

Faktor pendidikan pun ikut memengaruhi hubungan timbal balik dalam mobilitas sosial, khususnya mobilitas vertikal. Sebab, pendidikan formal masih dipandang sebagai aset utama dalam meraih pekerjaan.

3. Jenis Kelamin & Nomor Urut dalam Keluarga

Ketiga, faktor jenis kelamin dan nomor urut dalam keluarga memengaruhi dalam hal kesempatan bertarung untuk mobilitas vertikal dalam suatu keluarga. Sebab, masih ada sentimen atau perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dengan anak perempuan.

Selain itu, kesempatan untuk naik dalam mobilitas vertikal lebih besar terbuka kepada anak pertama dalam keluarga. Dengan begitu, jenis kelamin dan nomor urut dalam keluarga juga memengaruhi mobilitas sosial, khususnya di dalam masyarakat Indonesia.

4. Perkawinan

Faktor keempat ialah perkawinan. Mobilitas sosial vertikal naik dapat juga diperoleh melalui perkawinan. Misalnya, seseorang yang semula berasal dari kelas sosial yang rendah ketika menikah dengan pasangan yang memiliki kelas sosial tinggi, maka ia masuk dalam kelas sosial pasangan yang lebih tinggi.

5. Penundaan Kepuasan

Kemudian, faktor kelima, penundaan kepuasan merupakan faktor yang memiliki hubungan timbal balik. Penundaan kepuasan ini memiliki pengertian penangguhan hasil langsung untuk dipetik di masa yang akan datang dengan jumlah hasil yang lebih besar.

6. Ras dan Suku

Faktor yang memengaruhi hubungan timbal balik mobilitas sosial keenam yakni ras dan suku. Alasan faktor ini memengaruhi karena ras dan suku berhubungan dengan terciptanya peluang bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal. Diskriminasi terhadap suatu golongan ras dan suku tertentu sejatinya masih terjadi dalam dunia bisnis, industri, dan pendidikan. Oleh sebab itu, identitas ras dan suku yang dimiliki seseorang sedikit banyaknya memiliki faktor hubungan timbal balik dalam mobilitas sosial.

7. Program Pemerintah

Dan, faktor terakhir, yakni program pemerintah, memengaruhi dalam hal adanya peluang bagi seseorang atau kelompok untuk ikut dalam dinamika mobilitas sosial. Sebab, pemerintah melalui programnya memberikan kesempatan bagi kelas bawah dan menengah untuk memasuki lapisan sosial yang lebih tinggi. Misalnya, program pemberian beasiswa pendidikan atau terbukanya kuota lebih besari di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) bagi keluarga yang tidak mampu.

Bentuk Mobilitas Sosial

Jenis Mobilitas Sosial Dalam buku Kajian-Kajian Ilmu Sosiologi (2019) karya Sri Muhammad Kusumantoro, dijelaskan bahwa ada tiga bentuk mobilitas sosial, sebagai berikut: 

Mobilitas sosial memiliki beberapa bentuk, yakni vertikal, horizontal, antargenerasi dan intragenerasi, lateral atau geografis, dan struktural. Simak penjabarannya lebih lengkap di bawah ini, yuk.

Vertikal & Horizontal

Mobilitas sosial vertikal memiliki pengertian perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial tertentu ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Secara umum, mobilitas sosial vertikal terbagi dua, yakni vertikal ke atas (social climbing) dan vertikal ke bawah (social sinking).

Lalu, mobilitas sosial horizontal adalah peralihan individu atau objek-objek sosial dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Adapun, mobilitas sosial horizontal tidak menimbulkan pengaruh sosial secara langsung terhadap status sosial seseorang. Akan tetapi, perubahan dapat memberikan penyegaran karena bertambahnya pengalaman dan pengetahuan baru.

Antargenerasi & Intragenerasi

Nah, sementara itu mobilitas sosial antargenerasi merupakan mobilitas dua generasi atau lebih. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik maupun turun dalam suatu generasi. Sedangkan, mobilitas sosial intragenerasi adalah peralihan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama.

Lateral & Struktural

Mobilitas sosial lateral atau geografis merupakan mobilitas baik secara individu ataupun kelompok, dari unit wilayah satu ke unit wilayah lain yang secara tidak langsung mengubah status sosial seseorang. Mobilitas lateral dibagi menjadi dua, pertama, permanen yaitu mobilitas yang bermaksud melakukan perpindahan menetap/permanen, dan tidak permanen, yakni segala bentuk mobilitas individu atau kelompok yang bersifat sementara.

Terakhir, mobilitas struktural memiliki pengertian  mobilitas yang disebabkan oleh inovasi teknologi, urbanisasi, pertumbuhan ekonomi, peperangan, dan kejadian-kejadian lainnya yang mengubah struktur dan jenis kelompok-kelompok dalam masyarakat.


Share: