Sharing is caring. Lets learn together here. *Just posting for reminder and to be remember*

Sunday, June 7, 2020

SUPERVISI ASIK SAAT SITUASI PANIK



SUPERVISI ASIK SAAT SITUASI PANIK

Oleh : Rirry Asril Putery, M.Pd

Supervisi adalah kegiatan yang dibutuhkan dan wajib dilaksanakan dalam sebuah instansi untuk mengetahui sejauh mana kegiatan sudah berjalan sesuai dengan standar operasional atau target minimal yang telah ditentukan. Dalam dunia pendidikan, Dinas Pendidikan melakukan supervisi kepada Pengawas Sekolah, Pengawas Sekolah melakukan supervisi terhadap Kepala Sekolah, lalu Kepala Sekolah melakukan supervisi terhadap para Guru, di bantu oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Akademik atau Kurikulum, dan beberapa guru senior pada sebuah satuan pendidikan. Pada situasi normal,  dalam satu tahun pelajaran, supervisi bisa dilaksanakan sebanyak dua kali, artinya tiap satu semester dilakukan satu kali supervisi, baik secara akademis maupun manajerial.

Supervisi secara etimologi berasal dari kata “super” dan “visi” yang mengandung arti melihat dan meninjau dari atas, atau menilik dan menilai dari atas, yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktivitas, kreativitas, dan kinerja bawahannya. Seorang supervisor memiliki pekerjaan yang tidak mudah, ia harus mengawasi sekaligus memimpin orang-orang yang berada di bawahnya, agar mampu bekerja sesuai dengan standar yang diatur oleh instansi atau satuan pendidikan. Supervisi pada satuan pendidikan adalah sebuah proses bantuan, bimbingan, dan pembinaan dari kepala sekolah kepada guru, untuk memperbaiki proses pembelajaran, bantuan dan bimbingan tersebut bersifat professional, dan dilaksanakan melalui dialog, untuk memecahkan masalah pembelajaran.

Kepala sekolah sekarang ini bukan lagi tenaga pendidik yang mendapatkan tugas tambahan sebagai manajer. Tetapi menurut peraturan terbaru kepala sekolah adalah full sebagai seorang manajer pendidikan, yang salah satu tugasnya adalah mensupervisor bawahannya. Kepala Sekolah sebagai supervisor di dunia pendidikan, bertugas membantu dan menolong guru sebagai mitra kerja agar lebih professional, dalam melaksanakan tugasnya. Artinya, supervisi pada dasarnya bukan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap para guru yang disupervisi. Tetapi esensi dari supervisi adalah memberikan masukan ataupun saran, kiat-kiat, serta obat dari berbagai penyakit yang ditemukan pada proses pembelajarannya. Secara singkat supervisi akademis, dapat pula disebut sebagai sebuah kegiatan yang terencana, dan terprogram dalam mengubah perilaku guru, agar dapat mempertinggi kualitas proses pembelajarannya.

Umumnya, ketika seorang guru akan di supervisi, seketika muncul rasa khawatir dan ketakutan, akan dicari kelemahan dan kesalahan. Agar siap menjadi agen of change (agen perubahan), pola pikir seperti itu perlu dirubah. Pelaksanaan supervisi pada intinya bukan bertujuan mencari kesalahan atau kelemahan orang yang tengah di supervisi, melainkan untuk mencari cara; mencari solusi; dan mencari obat untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh guru atau orang yang tengah di supervisi tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa supervisi dibutuhkan bagi seorang guru, untuk bisa meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki, agar tujuan pendidikan bisa tercapai, sebagaimana yang dicita-citakan oleh sebuah instansi pendidikan. Untuk itu, sebagai tenaga professional yang selalu ingin meningkatkan potensi professionalnya, sudah seharusnya seorang guru, tak lagi khawatir dan takut ketika akan disupervisi. Justru sebaliknya, supervisi menjadi kegiatan yang dinantikan, dalam rangka upaya proses perbaikan diri.

Sejak awal bulan Maret, terjadi perubahan teknis pembelajaran. Dikarenakan kondisi bangsa yang tengah dilanda wabah corona virus Covid-19, kegiatan pembelajaran di sekolah dialihkan ke rumah masing-masing. Saat ini, sudah hampir dua bulan penuh, berlangsungnya PJJ (pembelajaran jarak jauh) dan WFH (Work From Home). Perlu diingat, dalam kondisi kegiatan PJJ dan WFH pun, guru harus tetap terlibat dalam proses pembelajaran. Tak hanya memberikan tugas-tugas semata, tetapi peran guru sebagai fasilitator yang membimbing, mengarahkan serta memonitoring, tetap diharapkan berjalan sebagaimana mestinya. Walaupun TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) sangat amat membantu kegiatan PJJ ini, tetap saja peran guru tak dapat tergantikan oleh gawai, paket data internet maupun orang tua siswa di rumah.

Sejauhmana keterlibatan guru dalam proses pembelajaran selama PJJ. Untuk mengetahuinya, tentunya Pengawas sebagai satgas (satuan petugas) pengawasan PJJ, melakukan aktivitas supervisi ke satuan pendidikan yang menjadi sekolah binaannya. Pengawas memerintahkan Kepala Sekolah sebagai pimpinan satuan pendidikan, untuk melakukan supervisi kepada para guru dalam instansinya. Biasanya Kepala Sekolah bersama-sama dengan Wakil Kepala Sekolah bidang Akademik membentuk tim untuk melakukan supervisi guna menjawab intruksi dari Pengawas Pembina. Pertanyaannya, bagaimana cara melakukan supervisi di saat PJJ dan WFH  seperti sekarang ini?; bagaimana cara menciptakan supervisi yang asik di saat situasi panik Covid-19 ini? Jawabannya, supervisi di saat PJJ dan WFH bisa dilakukan secara online, dengan memanfaatkan google form sebagai instrument supervisinya. Supervisi menggunakan google form, membuat supervisi menjadi sesuatu yang asik, walau dalam situasi panik corona virus Covid-19

Ada banyak layanan formulir online, yang bisa dimanfaatkan sebagai instrument evaluasi diri, untuk supervisi akademik. Antara lain, ada google form; zoho form; zot form dan masih banyak aplikasi online lainnya yang memiliki fitur sejenis. Dalam tulisan ini, penulis akan menitikberatkan pada pemanfaatan aplikasi google form untuk pelaksanaan supervisi akademik. Google form adalah aplikasi yang sangat mudah untuk diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan. Untuk membuat instrument supervisi menggunakan google form tahapannya sangat sederhana, tahap pertama, tim supervisi di sekolah, membuat terlebih dahulu daftar pertanyaan, yang akan diberikan dalam instrument supervisi kepada guru. Daftar pertanyaan yang dibuat, mulai dari pertanyaan pra supervisi, supervisi sampai pasca supervisi.

Membuat  daftar pertanyaan pra supervisi, adalah bagian tahapan penelitian (research), dalam rangkaian kegiatan supervisi. Daftar pertanyaan pra supervisi yang dibuat, mulai dari identitas, kapan kesiapan untuk bisa di supervisi sampai persiapan tools atau alat-alat yang akan disupervisi (seperti jurnal agenda guru dan siswa, dokumen lembar kerja, dokumen daftar hadir, daftar nilai, foto kegiatan peserta didik belajar di rumah dll). Biasanya kegiatan pada tahapan ini dilakukan dengan teknik wawancara, namun dikarenakan WFH, dibuatlah daftar pertanyaan atau kuesioner secara singkat, ringan dan sederhana pada google form. Selanjutnya, membuat daftar pertanyaan supervisi akademik online, adalah bagian tahapan penilaian (evaluation), dalam rangkaian kegiatan supervisi.  hampir sama dengan pertanyaan supervisi akademik, yang sudah biasa dibuat. Bedanya, pada bentuk penyajian dan bukti dokumentasi kegiatan pembelajaran, menjadi fokus utama, ketika supervisi dilaksanakan secara online. Mulai dari KD apa yang akan disampaikan, bentuk penyajian materinya, bentuk evaluasinya hingga bukti jejak digital dari pelaksanaannya. Daftar pernyataan dan pertanyaan selanjutnya, adalah tahapan perbaikan (improvement), bimbingan (Assistence) dan kerjasama (Cooperation).
Setelah daftar pertanyaan terinventarisir, sebagai modal membuat instrument menggunakan google form, kemudian masuk ke google search atau browser pada laman google. Ketik google formulir, lalu klik google form login (jika sudah mendaftar), jika belum terdaftar bisa klik google form signup, maka akan langsung terhubung dengan laman google form berbentuk blank form (formulir kosong). Atau bisa masuk saja melalui akun google, lalu klik google drive, klik tanda tambah, pilih lainnya, lalu klik google formulir. Pilihlah header (kepala) instrument pra supervisinya, buat judul formulir menjadi instrument pra supervisi, masuk ke tambah daftar pertanyaan pada google form, copy paste daftar pertanyaan yang tadi sudah disiapkan pada google document atau pada Microsoft Office Word ke google form, setting google formnya dengan form limiter untuk membatasi waktu pengisian instrument. Jangan lupa, setting juga pengaturan pengirimannya, ganti semua orang bisa melihat menjadi semua orang bisa mengedit. Sehingga, siapapun nanti yang mendapatkan link google form, yang merupakan instrument pra supervisi tersebut dapat mengisinya. Kemudian dengan cara yang sama, buat juga instrument supervisi dan instrument pasca supervisi menggunakan google form.

Dengan memanfaatkan google form, dijadikan sebagai kuesioner atau angket instrument supervisi akademik, kegiatan supervisi memungkinkan untuk dilakukan, walaupun dalam keadaan WFH. Pengawasan sebagai kontrol yang paling mujarab dapat tetap terealisasikan sesuai agenda dalam kalender sekolah. Walaupun tetap harus diingat, sebagai supervisor di saat kondisi pandemi seperti ini, jangan terlalu kaku; jangan terlalu banyak menuntut sebuah keharusan yang seragam antara guru satu dengan yang lainnya terutama dalam bentuk penyajian PJJ; jangan menuntut ketercapaian target kurikulum. Karena yang utama dari supervisi kegiatan PJJ, untuk mengetahui apakah seorang guru tetap membuat dirinya terlibat dalam proses pembelajaran?, apakah guru dalam PJJ ini tetap memberikan intruksi?, apakah guru melakukan monitoring dengan memberikan feed back dari pembelajaran yang tengah berlangsung?, apakah guru tetap memberikan learning tools untuk merangsang anak berpikir kritis dan kemudian mampu memdemontrasikannya?, dan apakah pembelajaran yang dilakukan terukur sehingga mampu dilaksanakan dengan baik oleh peserta didik sehingga menciptakan pembelajaran yang penuh kebermaknaan?

Supervisor yang baik, harus mampu menciptakan suasana yang penuh kehangatan, kedekatan, dan keterbukaan, sehingga kegiatan supervisi lahir dari permintaan orang yang disupervisi kepada orang yang akan melakukan supervisi kepadanya, bukan sebaliknya. Kemudian, bersama-sama mencari cara untuk mengatasi kekurangan-kekurangan atau hambatan-hambatan yang dialami, dan bersama-sama mencari jalan mempertahankan yang sudah baik, bahkan meningkatkannya agar lebih baik lagi.




Share:
Location: Jl. Raya Metland Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, Indonesia

0 comments:

Post a Comment