Sharing is caring. Lets learn together here. *Just posting for reminder and to be remember*

Sunday, May 10, 2020

Pandemi Paksa Guru Melek IT


Pandemi Paksa Guru Melek IT

Oleh Rirry Asril Putery, M.Pd (Artikel ini sudah diterbitkan di Majalah Suara Guru Online)

Penggunaan Information Technology (IT) di masa sekarang tentu bukan sesuatu yang asing bagi setiap orang. Kehidupan sehari-hari manusia di masa globalisasi tidak terlepas dari penggunaan IT. Apa pun profesinya, setiap orang,  termasuk guru, menggunakan IT dalam proses kehidupannya. Namun, apakah sudahkah bisa disebut melek IT? Untuk menjawabnya akan muncul beberapa pertanyaan lanjutan. Apakah penggunaannya hanya sebatas sosial media saja?; Sudahkan alat teknologi seperti gawai dan Personal Computer (PC) yang dimiliki dapat mendukung kegiatan guru dalam proses pembelajaran?; Dapatkah guru memanfaatkan IT yang dimilikinya untuk membantu proses pembelajaran? Jawaban awalnya tidak demikian, walaupun berat mengakuinya, akibat pandemi Covid-19 ini, berdampak positif bahwa guru Indonesia jadi mendadak melek IT.

Kegiatan pembelajaran dewasa ini, sebenarnya tidak terlepas dari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.  Semua guru dituntut untuk memanfaatkan teknologi sebagai salah satu media pembelajaran.  Penggunaan IT diyakini mempermudah proses pembelajaran, serta mampu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Akan tetapi, pada praktiknya belum semua guru dapat mengaplikasikan IT, untuk menunjang proses pengajarannya.
Ada banyak hambatan, mengapa tidak semua guru mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan IT. Di antaranya adalah, lemahnya jaringan internet; keterbatasan kuota atau paket data; kurangnya pengetahuan dan kemampuan penggunaan gawai atau PC  untuk mendukung pembelajaran; ketidakpercayaan diri dalam memanfaatkan gawai sebagai sarana pembelajaran dan masih banyak lagi. Berdasarkan paparan di atas, bisa disimpulkan masih sebagian kecil guru yang melek IT.  

Tanggap dengan pandemi Covid-19 di berbagai belahan dunia, Pemerintah Indonesia bergegas mengambil kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran, dengan menyerukan pemberlakuan social distancing. Bahkan baru-baru ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk lima wilayah di Jawa Barat yakni Kota Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bekasi. Berdasarkan imbauan tersebut,  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan SE (Surat Edaran), terkait teknis pembelajaran selama darurat Covid-19. Mendikbud mengeluarkan kebijakan untuk melaksanakan pembelajaran dalam jaringan (daring)/jarak jauh. Penerapan kebijakan ini adalah bagian dari upaya pencegahan, menyebarnya virus secara masif di Indonesia.

Sistem pembelajaran secara daring Ini, mulai dilaksanakan pada pertengahan Maret 2020. Semua guru dan siswa dirumahkan. Perlu digarisbawahi mereka bukan diliburkan, akan tetapi belajar dan mengajar dari rumah masing-masing. Artinya setiap guru memiliki tanggung jawab sebagai fasilitator sebagaimana biasanya, agar proses pembelajaran daring ini terlaksana layaknya ketika siswa belajar di sekolah. Dalam penentuan teknis pembelajaran, sekolah harus memperhatikan imbauan pemerintah, untuk melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan. Mas Menteri dengan tegas menyampaikan, jangan membebani siswa dengan tugas-tugas yang tujuannya mengejar target kurikulum. Pemerintah mengarahkan agar memberikan tugas, seputar pengetahuan akan Covid-19, mulai dari apa itu covid-19?; apa bahaya jika tertular?; sampai bagaimana upaya pencegahannya?
Di awal bergulirnya kebijakan belajar daring ini, banyak sekali broadcast massage masuk ke group chat WhatsApp para guru. Isi broadcast tersebut, tentang rekomendasi beberapa alternatif pilihan portal rumah belajar daring.  Beberapa diantaranya sudah familiar dan sisanya mungkin baru didengar atau diketahui oleh para guru. Pada kenyataannya, banyaknya beredar informasi tersebut bukan membuat guru lebih ringan langkahnya, dalam menyambut pelaksanaan pembelajaran daring ini. Banyak guru, khususnya di SMP Negeri 2 Cibitung yang menyampaikan kebingungannya.

Untuk mengatasi hal tersebut, dalam mempersiapkan pembelajaran daring, setiap sekolah mengadakan rapat internal, untuk menentukan teknis dan bentuk penyajian kegiatan belajarnya. Keputusan yang diambil oleh setiap sekolah tentunya berbeda-beda. Teknis pembelajaran yang dipilih mempertimbangkan berbagai aspek, mulai dari kemampuan guru dan siswa dalam pengaplikasian IT untuk pembelajaran, ketersediaan sarana IT di antara guru dan siswa hingga sampai masalah kemungkinan ketersediaan jaringan internetnya.

Berdasarkan hasil rapat yang dihadiri 95% guru pengajar SMP Negeri 2 Cibitung, memutuskan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran daring/jarak jauh dengan beberapa teknik bentuk penyajian. Dalam sambutan pembukaan rapat, Kepala Sekolah menegaskan, tidak memaksakan guru untuk melaksanakan pembelajaran daring. Tetapi dalam pengarahannya, Kepala Sekolah berharap kesempatan ini bisa dimanfaatkan untuk mengasah kemampuan penggunaan IT sebagai sarana dalam pembelajaran. Terutama kepada guru-guru muda atau angkatan milenial agar bisa melaksanakan pembelajaran secara daring. Dan berharap guru angkatan lama atau guru konvensional pun dapat melaksanakan pula pembelajaran daring.

Pada kegiatan inti rapat, saya selaku PKS Kurikulum memberikan beberapa alternatif, kepada para guru mengenai bentuk penyajian selama pembelajaran daring.  Pilihannya antara lain, memberikan tugas via chat pada group WhatsApp kelas, portal rumah belajar daring seperti Google Classroom, Kelase, aplikasi Zoom Cloud Meeting, aplikasi Cisco Webex, soal daring melalui Google Formulir, Quizizz dan lainnya. Seketika suasana rapat berubah hening. Tampak kebingungan di wajah rekan-rekan guru. Di kepala mereka muncul banyak pertanyaan. Diantaranya, Apa lagi itu maksudnya? Seperti apa bentuknya? Bagaimana cara penggunaannya? Seketika muncul kekhawatiran di raut wajah mereka, akankah mampu melaksanakan satu diantaranya.

Tanggap terhadap berbagai ekspresi dan reaksi tersebut, saya selaku kurikulum dengan sigap segera mempresentasikan beberapa tutorial penggunaan aplikasi pendukung pembelajaran daring. Dari mulai bagaimana membuat google classroom, memberikan tugas kepada siswa melalui google classroom, membuat presensi dan soal daring dengan google formulir, menggunakan aplikasi Zoom untuk pembelajaran virtual. Singkat cerita kegalauan yang tadi tampak jelas di wajah mereka mulai berkurang bahkan hilang. Akhirnya mereka menyadari dan memahami bahwa keberadaan gawai,  yang tak pernah berada jauh dari mereka sehari-harinya, mengapa bisa disebut sebagai smartphone. Itu disebabkan karena, gawai tersebut memiliki fungsi lebih selain hanya untuk komunikasi di berbagai media sosial.

Keadaan akibat pendemi Covid-19, secara tidak langsung menuntut guru-guru Indonesia menjadi melek IT. Satu persatu guru mempraktikkan tutorial yang diberikan oleh kurikulum ataupun yang didapat melalui you tube dengan semangat 45. Guru yang muda membimbing yang tua, dan yang tua tak gengsi untuk bertanya kepada yang muda. Bahkan sesekali melibatkan siswa dalam percobaan latihan bentuk penyajian pembelajaran daringnya. Berkat latihan yang gigih, secara bertahap skill merekapun terasah. Trial dan eror adalah sesuatu yang lumrah dalam setiap kegiatan atau hal yang baru dilakukan. Kuncinya adalah pantang menyerah untuk menjadi bisa.

Hari ini sudah hampir satu bulan pelaksanaan pembelajaran daring berjalan. Sebagai generasi milenial yang sangat dekat dengan IT, pembelajaran daring ini sangat diminati siswa. Mereka menyambut gembira dan sangat antusias melaksanakan pembelajaran. Reaksi ini tentu membuat guru semakin semangat dan terpacu untuk belajar menggunakan fasilitas IT dalam pembelajaran. Berbagai ajakan lokakarya atau seminar virtual guru melek IT pun semakin banyak berdatangan dan selalu banyak partisipannya. Selama Work From Home ini diberlakukan, guru betul-betul memanfaatkan waktu mereka, untuk meningkatkan kompetensi dalam pemanfaatan IT. Pendemi Covid-19 ini membuat Guru mendadak menjadi Melek IT.


http://suaraguruonline.com/pandemi-paksa-guru-melek-it/
Share:

0 comments:

Post a Comment