Pengertian Pluralitas Masyarakat Indonesia
Kekayaan dan kemajemukan suku, ras, agama, pekerjaan dan lainnya yang dimiliki bangsa Indonesia membuktikan bahwa bangsa Indonesia memiliki sifat plural. Dalam bahasa Inggris kata “plural” berarti jamak, lalu “pluralitas” diartikan sebagai kemajemukan. Sehingga, pengertian pluralitas bangsa Indonesia adalah kemajemukan atau keberagaman masyarakat Indonesia.
Selain itu, ada istilah multikultutal yang juga berkaitan dengan keragaman. Multikultural berasal dari kata multi yang berarti banyak serta culture yang berarti kebudayaan.
Pengertian masyarakat multikultural ialah masyarakat dengan kebudayaan lebih dari dua. Masyarakat multikultural terdiri dari beragam budaya sebagai sumber nilai terjaganya kestabilan kehidupan. Fungsi keragaman budaya tersebut adalah untuk melindungi identitas dan integrasi sosial masyarakat.
Faktor Penyebab Pluralitas Masyarakat Indonesia
Berikut ini faktor penyebab terjadinya pluralitas dalam masyarakat Indonesia, diantaranya yaitu:
1. Faktor Sejarah
Nenek moyang bangsa Indonesia dibagi ke dalam 3 sub ras atau spesies. Satu di antaranya adalah RAS MONGOLOID yang menurut sejumlah ahli memiliki cabang-cabang ras yang salah satunya adalah RAS MELAYU.
Ras Melayu ini kembali dibagi ke dalam dua kelompok besar berdasarkan pada tahun kedatangannya di wilayah nusantara, yakni:
► PROTO MELAYU atau RAS MELAYU TUA
► DEUTRO MELAYU atau RAS MELAYU MUDA
Proto Melayu adalah Ras Melayu yang memiliki kebudayaan asli dan datang ke wilayah nusantara sebagai gelombang pertama sekitar tahun 1500 SM. Mereka disebut sebagai Melayu Tua sebab datang lebih dahulu dibanding Deutro Melayu. Keturunan Proto Melayu saat ini kita kenal dengan nama suku Dayak, Mentawai, Batak dan juga Toraja.
Deutro Melayu adalah Ras Melayu yang datang sebagai gelombang kedua ke wilayah nusantara sekitar tahun 400 SM. Mereka diangap memiliki kebudayaan yang relatif lebih maju dari Proto Melayu. Keturunan Deutro Melayu saat ini dikenal dengan nama suku Jawa, melayu, Bugis, Bali dan Makassar.
2. Faktor Geografi
Akibat adanya isolasi geografi laut, hubungan antar pulau terhambat. Sehingga setiap pulau berkembang sesuai kondisi alam yang tersedia dan menyebabkan suku dan kebudayaan yang dimiliki setiap pulau berbeda.
Akibat adanya isolasi geografi gunung, hubungan antar satu daerah terhambat. Meski budaya di daerah tersebut tetap sama, namun dalam satu pulau bisa terjadi perbedaan suku bangsa.
3. Faktor Iklim
4. Faktor Letak
5. Faktor Agama
Bentuk-bentuk pluralisme dalam masyarakat Indonesia antara lain sebagai berikut:
Keberagaman Agama
Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman agama. Terdapat beberapa agama yang diakui di Indonesia yakni Islam, Kristen Prostestan, Hindu, Kong Hu Cu, Katolik, dan Budha. Bentuk pluralisme masyarakat Indonesia adalah masyarakat Indonesia menerima, menghargai, bertoleransi satu dengan yang lain dalam masyarakat atas keberagaman agama. Setiap anggota masyarakat memiliki kebebasan untuk memeluk dan menjalankan ajaran agama yang diyakini.
Setiap agama memiliki arahan berbeda dalam menjalankan ibadah atau upacara keagamaan. Dengan memahami kegiatan agama lain selain yang kita anut maka dalam diri kita akan menumbuhkan sikap toleransi. Contohnya, ketika umat Islam menjalankan salat Idul fitri maka umat agama lain perlu paham karena itu adalah suatu ibadah dari agama islam.
Toleransi beragama bukan mencampurkan ajaran agama, namun saling menghormati serta membantu menumbuhkan keamanan dan kenyamanan bagi umat beragama.
Agama Islam
Agama Islam merupakan agama yang paling banyak dianut masyarakat Indonesia. Berdasarkan sensus yang dilakukan pada 2010, 87,2% penduduk Indonesia menganut agama Islam. Agama Islam diprediksi masuk ke Indonesia pada abad VII lalu kerajaan bercorak Islam berkembang di Indonesia.
Terdapat beberapa hari besar umat Islam diantaranya hari raya Idul fitri dan hari raya Idul adha. Selain itu, hari Jumat adalah hari penting dimana semua laki-laki wajib pergi ke masjid untuk menjalankan shalat Jumat berjamaah .
Selain itu ada pula perayaan hari penting dalam islam, seperti tahun baru hijrah, maulid Nabi Muhammad SAW, dan nuzululquran.
Agama Kristen Protestan
Perkembangan Kristen Protestan di Indonesia terjadi sekitar abad ke-16 yakni pada masa penjajahan Belanda. Pada abad ke-20, agama ini berkembang dengan pesat ditandai datangnya para misionaris dari Eropa ke sejumlah wilayah di Indonesia.
Agama Kristen Katolik
Meski belum ada bukti kuat, diperkirakan bahwa agama kristen katolik masuk ke Indonesia pada sekitar abad ke-8 di Sumatra Utara. Agama ini masuk ke Indonesia bersama dengan kedatangan Portugis dan juga bangsa Spanyol.
Penyebaran agama katolik roma di Indonesia merupakan salah satu tujuan Portugis ke Indonesi. Penyebaran tersebut diawali di Maluku pada tahun 1534. Kemudian pelopor misionaris Kristen bernama Fransiskus Xaverius datang ke Maluku sekitar tahun 1546-1547 untuk membaptis ribuan pribumi disana. Kemudian, para misionaris tersebut terus menyebarkan agama ini ke berbagai wilayah Indonesia.
Setiap tanggal 25 Desember, umat kristen katolik merayakan hari raya Natal. Selain itu, ada juga hari penting yang diperingati seperti Paskah dan Kenaikan Isa Almasih.
Agama Hindu
Agama Hindu diprediksi masuk ke Indonesia pada awal abad Masehi. Terdapat beberapa upacara keagamaaan agama Hindu diantaranya hari raya Galungan, Nyepi dan Saraswati.
Agama Buddha
Agama Buddha diprediksi berkembang bersamaan agama Hindu. Salah satu kerajaan di Indonesia menjadi pusat pengajaran agama Buddha di Asia Tenggara yaitu Kerajaan Sriwijaya yang berada di wilayah Sumatera.
Ada beberapa upacara keagamaan agama buddha diantaranya Hari Raya Waisak dan Ulambana.
Agama Konghucu
Perkembangan agama Konghucu di Indonesia telah terjadi selama berabad-abad, banyak ditemukan klenteng di Indonesia yang biasanya dipakai sebagai tempat ibadah umat Konghucu. Agama ini memiliki banyak hari penting, namun hari raya Imlek menjadi hari raya yang dikenal secara umum karena ditetapkan sebagai hari libur nasional di Indonesia.
Keberagaman Suku Bangsa
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, Indonesia memiliki sekitar 1.340 suku bangsa. Indonesia memiliki begitu banyak jenis suku bangsa. Ini merupakan salah satu bentuk pluralisme masyarakat Indonesia. Antara suku bangsa yang satu dengan yang lain hidup saling berdampingan, saling menghormati, dan saling bersinergi dalam kehidupan bermasyarakat.
Terdapat sekitar 300 suku bangsa di Indonesia dengan populasi suku Jawa paling banyak yakni sekitar 41% dari keseluruhan. Secara berurutan, suku Sunda, suku Melayu, dan suku Madura menempati suku terbesar di Indonesia.
Walaupun ada berbagai suku bangsa di Indonesia, semua bebas tinggal di berbagai tempat di Indonesia. Setiap suku bangsa memiliki derajat yang sama. Faktor penyebab terjadinya perbedaan suku bangsa di Indonesia tak lepas dari sejarah nenek moyang Indonesia.
Beragam suku di Indonesia hidup berdampingan dan harmonis sejak ribuan tahun lalu. Hal ini terbukti dengan keterbukaan suku bangsa Indonesia dalam menerima kedatangan suku bangsa lain untuk bersama-sama membangun bangsa dan negara bahkan melakukan perkawinan.
Keberagaman Kebudayaan
Indonesia memiliki beragam kebudayaan dan juga adat istiadat. Setiap anggota masyarakat atau kelompok memiliki kebebasan untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan. Masyarakat Indonesia saling menghargai antara kebudayaan satu kelompok dan kelompok yang lain. Masyarakat Indonesia tetap bersatu walaupun dalam perbedaan kebudayaan sesuai dengan amanat Bhineka Tunggal Ika.Menurut Koentjaraningrat (1996), kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yakni buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau kekal. Ada 3 bentuk budaya menurut J.J. Hoenigman, antara lain:
Gagasan (Wujud Ideal)
Wujud ideal dari suatu kebudayaan yakni dalam bentuk gagasan, ide, norma, nilai, peraturan dan lainnya yang bersifat abstrak dan tak bisa disentuh. Letak ide dan gagasan berasal dari dalam pikiran manusia.
Kebudayaan hasil pemikiran manusia bisa dilihat dalam bentuk karya tulis seperti karangan, buku dan lain sebagainya.
Aktivitas (Tindakan)
Sistem sosial dalam masyarakat merupakan wujud kebudayaan dalam bentuk aktivitas atau tindakan. Sistem sosial merupakan aktivitas berinteraksi, kontak juga bergaul antar manusia berdasarkan norma yang berlaku. Karena bersifat konkret, maka semua yang terjadi bisa diamati dan diarsipkan.
Artefak (Karya)
Artefak merupakan wujud kebudayaan fisik yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikansebagai hasil dari kegiatan, perbuatan dan karya manusia dalam masyarakat.
Menurut Koentjaraningrat, ada 7 unsur kebudayaan yang dianggap sebagai budaya yang menyeluruh antara lain:
- Peralatan dan perlengkapan hidup manusia seperti tempat tinggal, pakaian, alat rumah tangga, senjata, alat produksi, transportasi, dan lainnya.
- Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi seperti pertanian, produksi, distribusi dan lainnya.
- Sistem kemasyarakatan, mulai dari kekerabatan, organisasi politik, hukum dan juga perkawinan.
- Bahasa baik lisan maupun tulisan.
- Kesenian mulai dari seni rupa, seni suara dan lainnya.
- Sistem Religi atau sistem kepercayaan.
- Perbedaan lokasi.
Keberagaman Jenis Pekerjaan
Salah satu bentuk pluralisme masyarakat Indonesia adalah menerima adanya keberagaman jenis pekerjaan dalam masyarakat Indonesia. Anggota masyarakat memiliki kebebasan untuk menentukan jenis pekerjaannya, antara satu jenis pekerjaan dan pekerjaan yang lain saling menghargai dan juga bersinergi untuk mencapai tujuan bersama. Tidak ada pekerjaan yang dianggap lebih tinggi atau yang lebih rendah.
Untuk memenuhi kebutuhan, maka setiap orang melakukan pekerjaan. Ada beragam pekerjaan yang tersedia baik itu di bidang formal ataupun nonformal.
Pekerjaan formal merupakan jenis pekerjaan yang dilakukan pelaku usaha resmi baik pemerintah maupun swasta, contohnya pegawai bank, pegawai pemerintah, guru dan lain sebagainya. Pekerjaan formal menyebabkan individu terikat secara langsung dengan sistem dan aturan yang berlaku.
Berbeda dengan pekerjaan nonformal yang dilakukan petani, pemilik bengkel dan pelaku usaha mandiri lainnya. Dimana mereka bekerja dengan mandiri, tanpa bergantung dengan orang lain.
Pekerjaan yang ada semuanya mulia dan memiliki derajat yang sama selama pekerjaan tersebut bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, serta semua profesi saling membutuhkan dimana jika tidak ada guru, maka tak ada polisi dan dokter. Jika tak ada petani, maka guru, dokter dan polisi bisa kelaparan dan seterusnya
Peran dan Fungsi Keragaman Budaya
- Sebagai Daya Tarik Bangsa Asing
- Mengembangkan Kebudayaan Nasional
- Tertanamnya Sikap Toleransi
- Saling Melengkapi Hasil Budaya
- Mendorong Inovasi Kebudayaan
Sikap pluralitas
Contoh dari penerapan sikap pluralitas dalam dilakukan seperti hal berikut ini :
- Sebuah perusahaan yg menampung masyarakat yg mempunyai suku,ras,dan agama yg berbeda beda
- Empat rumah ibadah yg dibangun berdampingan di Dukuh Kalipuru, Kendal, Jawa Tengah menjadi contoh kecil pluralitas masyarakat Indonesia yg begitu tinggi.
- Masyarakat bali yang mayoritas beragama Hindu dapat hidup berdampingan dengan masyarakat pndatang yang hidup di Bali yang notabene beragama di luar Hindu.
- Membantu orang lain saat mengalami kecelakaan maupu menjadi korban bencana alam.
- Kebersamaan dalam kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan sekitar.
0 comments:
Post a Comment