Sharing is caring. Lets learn together here. *Just posting for reminder and to be remember*

Wednesday, November 11, 2020

 


Pengertian Pluralitas Masyarakat Indonesia


Kekayaan dan kemajemukan suku, ras, agama, pekerjaan dan lainnya yang dimiliki bangsa Indonesia membuktikan bahwa bangsa Indonesia memiliki sifat plural. Dalam bahasa Inggris kata “plural” berarti jamak, lalu “pluralitas” diartikan sebagai kemajemukan. Sehingga, pengertian pluralitas bangsa Indonesia adalah kemajemukan atau keberagaman masyarakat Indonesia.

Selain itu, ada istilah multikultutal yang juga berkaitan dengan keragaman. Multikultural berasal dari kata multi yang berarti banyak serta culture yang berarti kebudayaan.

Pengertian masyarakat multikultural ialah masyarakat dengan kebudayaan lebih dari dua. Masyarakat multikultural terdiri dari beragam budaya sebagai sumber nilai terjaganya kestabilan kehidupan. Fungsi keragaman budaya tersebut adalah untuk melindungi identitas dan integrasi sosial masyarakat.


Pengertian Pluralisme Menurut Para Ahli

Adapun pluralisme menurut pandangan yang telah dikemukakan oleh para ahli, antara lain adalah sebagai berikut; 

  1. Mohammad  Shofan, Pluralisme merupakan upaya untuk membangun kesadaran normatif teologis dan kesadaran sosial.
  2. Syamsul Maa’arif, Menurut Syamsul Maa’rif, pluralisme merupakan suatu sikap saling memahami, dan menghormati adanya perbedaan demi tercapainyakerukunan antar umat beragama.
  3. Webster, Pluralisme adalah keadaan sosial yang hadir dalam beragam etnis, agama, ras dan etnis yang mempertahankan tradisi berpartisipasi dalam masyarakat. Keadaan seperti ini kemudian menciptakan sebuah pola masyarakat yang hidup saling berdampingan dalam keberagaman yang ada.
  4. Anton M. Moeliono, Pluralisme merupakan suatu hal yang memberikan makna jamak dari segi kebudayaan yang berbeda-beda dalam suatu masyarakat. Rasa hormat akan nilai kebudayaan lainnya dan sikap saling menghargai merupakan dasar landasan terciptanya plurarisme.
  5. Santrock, Santrock menyatakan bahwa Santrock adalah penerimaan tiap individu yang berpendapat bahwa perbedaan budaya haruslah dipertahankan dan dihargai keberadaannya.
  6. Geralrd O” Collins & Edward G. Farrugia, Pluralisme dapat didefinisikan sebagai cara pandang filosofis yang tidak lantas menggambarkan semua pada prinsip atau keyakinan pribadi, tapi ketersediaan untuk menerima berbagai macam keragaman yang ada. Elemen-elem yang dicakup oleh pluralisme meliputi segi agama, budaya dan juga politik.


Macam Pluralisme

Berikut ini merupakan jenis-jenis pluralisme yang ada di masyarakat secara umum, yaitu antara lain;

  1. Pluralisme Agama

Keberagaman agama dalam mayarakat menajdikan hidup ini lebih berwarna. Keberagaman tersebut dapat diimbangi dengan sikap toleransi. Sebab, bila keberagaman agama tidak disertai dengan sikap toleransi akan mengakibatkan perpecahan maupun konflik dalm masyarakat.

  1. Pluralisme Ilmu Pengetahuan

Pertumbuhan dalam ilmu pengetahuan dapat menunjukkan hak-hak individu dalam memutuskan kebenaran yang sifatnya universal bagi masing-masing individu.

  1. Pluralisme Sosial

Dalam lingkungan sosial, interaksi dalam masyarakat dapat ditunjukkan dengan rasa saling menghormati satu dengan yang lain. Hidup berdampingan tanpa adanya konflik merupakan sebuah cita-cita yang hendak tercapai dalam pluralisme.

  1. Pluralisme Media

Media merupakan salah satu apek terpenting sebagai alat dalam menyiarkan informasi dan memiliki wewenang secara bebas serta keberadaannya telah diakui oleh negara. Dalam pengamalannya untuk penyampaian pendapat ini beragam adanya, misalnya saat adanya Pilihan Presiden di Indonesia. Dalam berbagai contoh sosial media ada yang mendukung salah satu calon dan yang satunya mendukung calon yang berbeda.

  1. Pluralisme Budaya

Keberagaman unsur budaya seringkali menjadi penyebab utama terjadinya konflik di berbagai negara. Pemicu dari adanya konflik budaya dalam masyarakat adalah timbulnya persaingan sera adanya sikap primordialisme dan egosentrisme, dimana masyarakat menganggap bahwa entis yang mereka miliki adalah etnik yang paling baik.


Faktor Penyebab Pluralitas Masyarakat Indonesia

Berikut ini faktor penyebab terjadinya pluralitas dalam masyarakat Indonesia, diantaranya yaitu:

1. Faktor Sejarah


Sejarah menyatakan bahwa bangsa Indonesia merupakan kaum pendatang dari Yunan Selatan. Saat itu bangsa Yunan Selatan mulai berkembang dan mengembangkan kebudayaan mereka di Indonesia. Bangsa  Yunan Selatan datang secara bergelombang ke Indonesia. Gelombang pertama disebut Proto Melayu yang tinggal di sejumlah wilayah  di Indonesia lalu mereka melahirkan suku Batak dan Toraja. Sedangkan gelombang kedua disebut Deutero Melayu atau Neo Melayu, bangsa asing yang datang ke Indonesia seperti India, Arab, Belanda, dan Cina kemudian berbaur dengan suku asli di Indonesia.

Nenek moyang bangsa Indonesia dibagi ke dalam 3 sub ras atau spesies. Satu di antaranya adalah RAS MONGOLOID yang menurut sejumlah ahli memiliki cabang-cabang ras yang salah satunya adalah RAS MELAYU.


Ras Melayu ini kembali dibagi ke dalam dua kelompok besar berdasarkan pada tahun kedatangannya di wilayah nusantara, yakni:

► PROTO MELAYU atau RAS MELAYU TUA
► DEUTRO MELAYU atau RAS MELAYU MUDA

Proto Melayu adalah Ras Melayu yang memiliki kebudayaan asli dan datang ke wilayah nusantara sebagai gelombang pertama sekitar tahun 1500 SM. Mereka disebut sebagai Melayu Tua sebab datang lebih dahulu dibanding Deutro Melayu. Keturunan Proto Melayu saat ini kita kenal dengan nama suku Dayak, Mentawai, Batak dan juga Toraja.

Deutro Melayu adalah Ras Melayu yang datang sebagai gelombang kedua ke wilayah nusantara sekitar tahun 400 SM. Mereka diangap memiliki kebudayaan yang relatif lebih maju dari Proto Melayu. Keturunan Deutro Melayu saat ini dikenal dengan nama suku Jawa, melayu, Bugis, Bali dan Makassar.


2. Faktor Geografi


Indonesia adalah negara kepulauan yang luas dengan dikelilingi  lautan. Selain itu, Indonesia adalah negara vulkanis yang memiliki banyak pegunungan. Kedua faktor tersebut menyebabkan terjadinya isolasi geografi atau batas daerah dengan daerah lain di Indonesia.

Akibat adanya isolasi geografi laut, hubungan antar pulau terhambat. Sehingga setiap pulau berkembang sesuai kondisi alam yang tersedia dan menyebabkan suku dan kebudayaan yang dimiliki setiap pulau berbeda.

Akibat adanya isolasi geografi gunung, hubungan antar satu daerah terhambat. Meski budaya  di daerah tersebut tetap sama, namun dalam satu pulau bisa terjadi perbedaan suku bangsa.


3. Faktor Iklim

Secara umum, Indonesia memiliki iklim tropis yang panas. Jika setiap daerah memiliki iklim berbeda maka itu disebut dengan iklim setempat. Perbedaan iklim akibat iklim setempat menimbulkan tata cara hidup dan juga pola perilaku masyarakat berbeda.





4. Faktor Letak

Letak Indonesia sangat strategis karena berada di jalur pelayaran dunia. Secara geografis, Indonesia diapit oleh dua benua, yakni Asia dan Australia serta diapit dua samudra, yakni Pasifik dan Hindia. Dengan posisinya, Indonesia menjadi negara terbuka yang sangat mudah berbaur dengan budaya bangsa asing.




5. Faktor Agama

Perbedaan kebudayaan suku bangsa juga dipengaruhi oleh faktor agama. Dahulu sebelum agama masuk ke Indonesia, bangsa Indonesia telah mengenal kepercayaan seperti animisme dan dinamisme. Dalam perkembangannnya, sebagian masyarakat ada membaurkan kepercayaan lokal dengan agama.






Bentuk-bentuk pluralisme dalam masyarakat Indonesia antara lain sebagai berikut:


Keberagaman Agama


Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman agama. Terdapat beberapa agama yang diakui di Indonesia yakni Islam, Kristen Prostestan, Hindu, Kong Hu Cu, Katolik, dan Budha. Bentuk pluralisme masyarakat Indonesia adalah masyarakat Indonesia menerima, menghargai, bertoleransi satu dengan yang lain dalam masyarakat atas keberagaman agama. Setiap anggota masyarakat memiliki kebebasan untuk memeluk dan menjalankan ajaran agama yang diyakini.  

Setiap agama memiliki arahan berbeda dalam menjalankan ibadah atau upacara keagamaan. Dengan memahami kegiatan agama lain selain yang kita anut maka dalam diri kita akan menumbuhkan sikap toleransi. Contohnya, ketika umat Islam menjalankan salat Idul fitri  maka umat agama lain perlu paham karena itu adalah suatu ibadah dari agama islam.

Toleransi beragama bukan mencampurkan ajaran agama, namun saling menghormati serta membantu menumbuhkan keamanan dan kenyamanan bagi umat beragama.

Agama Islam
Agama Islam merupakan agama yang paling banyak dianut masyarakat Indonesia. Berdasarkan sensus yang dilakukan pada 2010, 87,2% penduduk Indonesia menganut agama Islam. Agama Islam diprediksi masuk ke Indonesia pada abad VII lalu kerajaan bercorak Islam berkembang  di Indonesia.

Terdapat beberapa hari besar umat Islam  diantaranya  hari raya Idul fitri dan hari raya Idul adha. Selain itu, hari Jumat adalah hari penting dimana semua laki-laki wajib pergi ke masjid untuk menjalankan shalat Jumat berjamaah .

Selain itu ada pula perayaan hari penting dalam islam, seperti tahun baru hijrah,  maulid Nabi Muhammad SAW, dan  nuzululquran.

Agama Kristen Protestan
Perkembangan Kristen Protestan di Indonesia terjadi sekitar abad ke-16 yakni pada masa penjajahan Belanda. Pada abad ke-20, agama ini berkembang dengan pesat ditandai datangnya para misionaris dari Eropa ke sejumlah wilayah di Indonesia.

Agama Kristen Katolik
Meski belum ada bukti kuat, diperkirakan bahwa agama kristen katolik masuk ke Indonesia pada sekitar abad ke-8 di Sumatra Utara. Agama ini masuk ke Indonesia bersama dengan kedatangan Portugis dan juga bangsa Spanyol.

Penyebaran agama katolik roma di Indonesia merupakan salah satu tujuan Portugis ke Indonesi. Penyebaran tersebut diawali di Maluku pada tahun 1534.  Kemudian pelopor misionaris Kristen bernama Fransiskus Xaverius datang ke Maluku sekitar tahun 1546-1547 untuk membaptis ribuan pribumi disana. Kemudian, para misionaris tersebut terus menyebarkan agama ini ke berbagai wilayah Indonesia.

Setiap tanggal 25 Desember, umat kristen katolik merayakan hari raya Natal. Selain itu, ada juga hari penting yang diperingati seperti Paskah dan  Kenaikan Isa Almasih.

Agama Hindu
Agama Hindu diprediksi masuk ke Indonesia pada awal abad Masehi. Terdapat beberapa upacara keagamaaan agama Hindu diantaranya hari raya Galungan, Nyepi dan Saraswati.

Agama Buddha
Agama Buddha diprediksi berkembang bersamaan agama Hindu. Salah satu kerajaan di Indonesia menjadi pusat pengajaran agama Buddha di Asia Tenggara yaitu Kerajaan Sriwijaya yang berada di wilayah Sumatera.

Ada beberapa upacara keagamaan agama buddha diantaranya Hari Raya Waisak dan Ulambana.

Agama Konghucu
Perkembangan agama Konghucu di Indonesia telah terjadi selama berabad-abad, banyak ditemukan klenteng di Indonesia yang biasanya dipakai sebagai tempat ibadah umat Konghucu.  Agama ini memiliki banyak hari penting, namun hari raya Imlek menjadi hari raya yang dikenal secara umum karena ditetapkan sebagai hari libur nasional di Indonesia.


Keberagaman Suku Bangsa

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, Indonesia memiliki sekitar 1.340 suku bangsa. Indonesia memiliki begitu banyak jenis suku bangsa. Ini merupakan salah satu bentuk pluralisme masyarakat Indonesia. Antara suku bangsa yang satu dengan yang lain hidup saling berdampingan, saling menghormati, dan saling bersinergi dalam kehidupan bermasyarakat.

Terdapat sekitar 300 suku bangsa di Indonesia dengan populasi suku Jawa paling banyak yakni sekitar 41% dari keseluruhan.  Secara berurutan, suku Sunda, suku Melayu, dan suku Madura menempati suku terbesar di Indonesia.

Walaupun ada berbagai suku bangsa di Indonesia, semua bebas tinggal di berbagai tempat di Indonesia. Setiap suku bangsa memiliki derajat yang sama. Faktor penyebab terjadinya perbedaan suku bangsa di Indonesia tak lepas dari sejarah nenek moyang Indonesia.

Beragam suku di Indonesia hidup berdampingan dan harmonis sejak ribuan tahun lalu. Hal ini terbukti dengan keterbukaan suku bangsa Indonesia dalam menerima kedatangan suku bangsa lain untuk bersama-sama membangun bangsa dan negara bahkan melakukan perkawinan.


Keberagaman Kebudayaan

Indonesia memiliki beragam kebudayaan dan juga adat istiadat. Setiap anggota masyarakat atau kelompok memiliki kebebasan untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan. Masyarakat Indonesia saling menghargai antara kebudayaan satu kelompok dan kelompok yang lain. Masyarakat Indonesia tetap bersatu walaupun dalam perbedaan kebudayaan sesuai dengan amanat Bhineka Tunggal Ika.

Menurut Koentjaraningrat (1996), kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yakni buddhayah yang  merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau kekal. Ada 3 bentuk budaya menurut J.J. Hoenigman, antara lain:

Gagasan (Wujud Ideal)
Wujud ideal dari suatu kebudayaan yakni dalam bentuk gagasan, ide, norma, nilai, peraturan dan lainnya  yang bersifat abstrak dan tak bisa disentuh. Letak ide dan gagasan berasal dari dalam pikiran manusia.

Kebudayaan hasil pemikiran manusia bisa dilihat dalam bentuk karya tulis seperti karangan, buku dan lain sebagainya.

Aktivitas (Tindakan)
Sistem sosial dalam masyarakat merupakan wujud kebudayaan dalam bentuk aktivitas atau tindakan. Sistem sosial merupakan aktivitas berinteraksi, kontak juga bergaul antar manusia berdasarkan norma yang berlaku. Karena bersifat konkret, maka semua yang terjadi bisa diamati dan diarsipkan.

Artefak (Karya)
Artefak merupakan wujud kebudayaan fisik yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikansebagai hasil dari kegiatan, perbuatan dan karya manusia dalam masyarakat.

Menurut Koentjaraningrat, ada 7 unsur kebudayaan yang dianggap sebagai budaya yang menyeluruh antara lain:

  • Peralatan dan perlengkapan hidup manusia seperti tempat tinggal, pakaian, alat rumah tangga, senjata, alat produksi, transportasi, dan lainnya.
  • Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi seperti pertanian, produksi, distribusi  dan lainnya.
  • Sistem kemasyarakatan, mulai dari kekerabatan, organisasi politik, hukum dan juga perkawinan.
  • Bahasa baik lisan maupun tulisan.
  • Kesenian mulai dari seni rupa, seni suara dan lainnya.
  • Sistem Religi  atau sistem kepercayaan.
  • Perbedaan lokasi.

Setiap agama mewariskan hasil kebudayaan di Indonesia. Peninggalan agama Hindu dan Buddha banyak  berupa patung dan relief pada dinding candi yang berisi ajaran untuk umatnya. Peninggalan agama Islam berupa  seni ukir kaligrafi dan bangunan masjid. Faktor penyebab perbedaan budaya tersebut dipengaruhi oleh  adat-istiadat, kebiasaan, dan tradisi yang ada.


Keberagaman Jenis Pekerjaan

Salah satu bentuk pluralisme masyarakat Indonesia adalah menerima adanya keberagaman jenis pekerjaan dalam masyarakat Indonesia. Anggota masyarakat memiliki kebebasan untuk menentukan jenis pekerjaannya, antara satu jenis pekerjaan dan pekerjaan yang lain saling menghargai dan juga bersinergi untuk mencapai tujuan bersama. Tidak ada pekerjaan yang dianggap lebih tinggi atau yang lebih rendah.  

Untuk memenuhi kebutuhan, maka setiap orang melakukan pekerjaan. Ada beragam pekerjaan yang tersedia baik itu di bidang  formal ataupun nonformal.

Pekerjaan formal merupakan jenis pekerjaan yang dilakukan pelaku usaha resmi baik pemerintah maupun swasta, contohnya pegawai bank, pegawai pemerintah, guru dan lain sebagainya. Pekerjaan formal menyebabkan individu terikat secara langsung dengan sistem dan aturan yang berlaku.

Berbeda dengan pekerjaan nonformal yang dilakukan petani, pemilik bengkel dan pelaku usaha mandiri lainnya. Dimana mereka bekerja dengan mandiri, tanpa bergantung dengan orang lain.

Pekerjaan yang ada semuanya mulia dan memiliki derajat yang sama selama pekerjaan tersebut bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, serta  semua profesi saling membutuhkan dimana jika tidak ada guru, maka tak ada polisi dan dokter. Jika tak ada petani, maka guru, dokter dan polisi bisa kelaparan dan seterusnya


Peran dan Fungsi Keragaman Budaya

Peran dan fungsi keragaman budaya yang dimiliki Indonesia dalam pembangunan nasional, diantaranya yaitu:
  • Sebagai Daya Tarik Bangsa Asing
  • Mengembangkan Kebudayaan Nasional
  • Tertanamnya Sikap Toleransi
  • Saling Melengkapi Hasil Budaya
  • Mendorong Inovasi Kebudayaan



Manfaat Pluralisme


Adapun untuk manfaat dari adanya pluralisme di dalam masyarakat adalah sebagai berikut:

  1. Membangkitkan sifat saling menghargai antara satu dengan yang lainnya.
  2. Dapat mengembangkan kultur, tradisi dan kepercayaan yang diyakini oleh masing-masing individu.
  3. Meningkatkan kualitas yang dimiliki oleh Sumber Daya Manusia.
  4. Membentuk masyarakat yang mengedepankan sikap toleransi dalam menyikapi perbedaan.





Dampak Positif dan Negatif Pluralisme

Adapun dampak dari adanya pluralisme dalam masyarakat adalah sebagai berikut:

Positif
  1. Memahami adanya perbedaan dalam masyarakat.
  2. Membentuk masyarakat yang modern.
  3. Meningkatkan pendapatan negara.
  4. Menjadi daya tarik bagi turis yang berkunjung ke negara.
Negatif
  1. Timbulnya persaingan antar suku, ras maupun agama.
  2. Menimbulkan perpecahan yang disebabkan kurangnya rasa dan sikap toleransi.
  3. Munculnya rasa egois di kalangan masyarakat.
  4. Timbulnya gesekan sosial yang terjadi akibat konflik yang terjadi dalam masyarakat.
  5. Timbulnya sikap individualisme yang terjadi di kalangan masyarakat.

Perubahan perilaku masyarakat terhadap Pluralisme

Secara universal, perubahan perilaku masyarakat terhadap pluralisme terbagi dalam 3 bentuk, hal tersebut antara lain sebagai berikut:

  1. Afektif, yaitu perubahan perilaku masyarakat yang timbul dari segi perilaku kehidupan di lingkungan masyarakat.
  2. Kognitif, yaitu contoh perubahan perilaku masyarakat yang berdasakan pola pikir.
  3. Psikomotorik, yaitu contoh perubahan perilaku masyarakat berdasarkan tindakan yang dilakukan dalam lingkungan sosial.

Sikap pluralitas

Sikap yang mencerminkan pluralitas antara lain sebagai berikut:

  • Hidup dalam Perbedaan (Sikap Toleransi/Tasamuh)
    Sikap menerima orang lain yang berbeda secara pemandangan tentang jalan hidup secara pribadi kita.
  • Sikap Saling Menghargai
    Mendudukkan semua manusia dalam relasi kesetaraan, tidak ada yang lebih tinggi ataupun lebih rendah.
  • Sikap saling percaya
    Rasa saling percaya adalah salah satu unsur terpenting dalam menjalani hubungan antar sesama manusia dalam suatu kultural atau pun masyarakat.
  • Interdependen (sikap saling membutuhkan/saling ketergantungan)
    Manusia adalah makhluk sosial (homo socius), antara satu dengan yang lainnya adalah saling membutuhkan dan saling melengkapi.


Contoh Pluralisme

Adapun contoh-contoh pluralisme dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:

  1. Kebersamaan dalam kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan sekitar.
  2. Tidak memaksakan kehendak orang lain untuk menerima keyakinan yang kita miliki.
  3. Tidak memaksakan kehendak orang lain untuk memeluk agama yang kita peluk.
  4. Membantu dalam melaksanakan pembangunan fasilitas umum.
  5. Membantu orang lain saat mengalami kecelakaan maupu menjadi korban bencana alam.
  6. Saling menghormati hak dan kewajiban agama masing-masing.
  7. Menghormati adat istiadat dalam bermasyarakat.
  8. Terbuka dalam menerima perbedaan pandangan dan pendapat.
  9. Masyarakat bali yang mayoritas beragama Hindu dapat hidup berdampingan dengan masyarakat pndatang yang hidup di Bali yang notabene beragama di luar Hindu.
  10. Ikut serta dalam membangun persatuan dalam mencapai pembangunan negara.
  11. Tidak melakukan keonaran dalam lingkungan masyarakat.
  12. Saling menghormati dalam menyikapi perbedaan dalam keyakinan.

Contoh penerapan nyata dari sikap pluralitas

Contoh dari penerapan sikap pluralitas dalam dilakukan seperti hal  berikut ini :

  • Sebuah perusahaan yg menampung masyarakat yg mempunyai suku,ras,dan agama yg berbeda beda
  • Empat rumah ibadah yg dibangun berdampingan di Dukuh Kalipuru, Kendal, Jawa Tengah menjadi contoh kecil pluralitas masyarakat Indonesia yg begitu tinggi.
  • Masyarakat bali yang mayoritas beragama Hindu dapat hidup berdampingan dengan masyarakat pndatang yang hidup di Bali yang notabene beragama di luar Hindu.
  • Membantu orang lain saat mengalami kecelakaan maupu menjadi korban bencana alam.
  • Kebersamaan dalam kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan sekitar.

KESIMPULAN

Kemajemukan bagaikan pisau tajam bermata dua. Jika diakomodir dengan baik, maka akan memperkaya inetgrasi nasional. Namun jika tidak dapat diakomodir dengan baik, maka dapat mengarah pada disintegrasi.

Pluralisme adalah keberagaman kebudayaan yang ada di masyarakat majemuk. Itu artinya memberikan penghormatan terhadap golongan lain yang mempunyai kebudayaan lain yang tidak sama seperti dirinya. Penghormatan tersebut bisa diwujudkan dalam bentuk sikap saling menghormati dan menghargai yang merupakan pondasi dari terbentuknya pluralisme.



Share:

0 comments:

Post a Comment